MEGAPOLIS.ID, BANJARMASIN – Satuan Reskrim Reskrim Polresta Banjarmasin berhasil mengungkap sekaligus menangkap 3 pelaku yang terlibat dalam kasus mafia tanah di wilayah Kota Banjarmasin.
Terungkapnya sindikat mafia tanah ini mengakibatkan korban mengalami kerugian mencapai Rp30 miliar lebih.
Adapun tiga orang tersebut adalah HN (61) warga Kertak Hanyar Kabupaten Banjar, HB (52) warga Kecamatan Banjarmasin Selatan, dan AS (60) warga Kecamatan Banjarmasin Tengah.
Menurut Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin Kompol Thomas Afrian kasus ini terbilang perkara yang cukup lama.
Dimana, kasusnya dilaporkan oleh korbannya yaitu ES, warga Kota Banjarmasin pada bulan Juli 2021 lalu, hingga saat ini baru terungkap.
“Kasus tindak pidana bidang pertanahan atau harda ini memang harus lebih teliti dan spesifik, karena harus melibatkan saksi ahli, dan juga melibatkan dari beberapa sumber objek yang kita selidiki,” jelas Kasat Reskrim, kepada awak media, Selasa (2/4/2024) siang.
Dikatakan Thomas, untuk kasus tersebut pelaku HN sebagai pemilik tanah namun dengan surat-surat yang palsu, lalu tersangka HB sebagai makelar tanah, dan tersangka AS sebagai Notaris.
Penyelidikan yang cukup panjang, di tahun 2023 perkara ini berhasil dinaikan ke tahap penyidikan, dengan tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka.
Thomas mengungkapkan, saat ini proses penyelidikan masih berlanjut untuk mencari tahu keterlibatan pihak lainnya.
“Jadi saat ini berkas perkara ini sudah dikirim. Namun demikian, kita bersama dengan tim satgas juga masih melakukan penyelidikan terhadap beberapa orang yang berpotensi terlibat dalam kasus ini,” tambahnya.
Dia mengungkapkan ada kemungkinan oknum dari pemerintahan yang terlibat. “Makanya masih kita dalami lagi,” ujarnya.
Total luas tanah kurang lebih sekitar 6.000 meter persegi di kawasan Banjarmasin Selatan, yang merupakan milik perorangan.
Saat ini pihak kepolisian akan terus melakukan pengembangan terhadap kasus tersebut guna mengungkapakan keterlibatan pihak lainnya, atau pun adanya korban yang lainnya.
“Karena kasus mafia tanah ini juga menjadi atensi dari pimpinan, kementerian, bahkan Presiden RI, agar bisa lebih berantas sehingga tidak merugikan masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Kabid Pengendalian Sengketa Pertanahan Kanwil BPN Kalsel, Sri Hartono mengatakan, pengungkapan kasus ini merupakan bentuk keseriusan satgas mafia tanah, dalam memberantas kasus mafia tanah di Kalsel.
“Jadi ini sesuai arahan pimpinan di pusat, kementerian, dan juga Presiden RI, agar tim satgas yang terdiri dari Kepolisian, BPN, dan juga Kejaksaan, agar memberikan perhatian khusus terhadap kasus mafia tanah ini,” kata Hartono.
“Mudah-mudahan dengan pengungkapan kali ini bisa membuat kasus-kasus lainnya juga terungkap, dan juga masyarakat juga bisa terhindari dari kasus-kasus seperti ini kedepannya,” tambahnya.
Sedangkan Plt Kepala Kantor Pertanahan Kota Banjarmasin, Edi Sukoco mengatakan, pihaknya akan terus bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengungkap kasus mafia tanah ini.
“Karena ini juga merupakan tugas kami, maka kami akan membantu pihak kepolisian baik dari berkas atau bentuk apapun dalam menangani kasus mafia tanah ini,” tutur Edi.(spk)
Editor: Agus Salim