MEGAPOLIS.ID, BANJARMASIN – Ribuan masyarakat Banua yang berasal dari Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Barito Kuala, antusias menghadiri kegiatan Hikmah Ramadan 1445 hijriah yang digagas Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor atau Paman Birin, Sabtu malam (16/03/2024) di Mahligai Pancasila Banjarmasin.
Pada Hikmah Ramadan ini, Paman Birin mengundang penceramah Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah.
Gus Miftah merupakan mubalig dan pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogjakarta. Gus Miftah merupakan keturunan ke-9 Kiai Muhammad Ageng Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo.
Turut hadir dalam acara itu, Alimmul Fadhil Al hafidz TGH M Wildan Salman, Ketua DPRD Supian HK, Komandan Lanal Banjarmasin, Kolonel Laut (P) Agus Setyawan, Pj Bupati Batola Mujiat, Pj Bupati Tala Syamsir Rahman, dan pimpinan Forkopimda lainnya.
Paman Birin pun mengundang masyarakat umum untuk berhadir pada kegiatan keagamaan itu sekaligus mendengarkan dan menyaksikan langsung dai kondang Gus Miftah yang biasa hanya dilihat melalui channel YouTube atau televisi.
Acara diawali dengan Salat Isya dan Taraweh berjamaah kemudian tausiah Guru Supian Al-Banjari sebagai pembuka.
Paman Birin pun menyampaikan terima kasih atas apresiasi masyarakat yang hadiri menghadiri kegiatan, meskipun dari lokasi yang cukup jauh.
“Terima kasih pian-pian sudah hadir di sini, dan mohon maaf jika ada kekurangan dari penyambutan dari kami,” ujarnya.
Pada acara inti, Gus Miftah menuturkan seputar hikmah puasa. Materi pun disampaikan Gus Miftah dengan santai jelas dan diselingi joke-joke yang nampak mengundang tawa jemaah yang hadir.
Pesan yang disampaikan Gus Miftah yakni soal menyembunyikan tiga hal, pertama menyembunyikan kemiskinan atau tidak dibuka ke orang lain demi mendapatkan belas kasih atau bantuan.
Kemudian, pentingnya menyembunyikan rasa marah. “Memang hal ini tidak mudah, karena jihad yang paling berat itu melawan marah,” ujarnya.
Pesan berikutnya, agar tidak menjadi orang yang sudah paling baik, lalu memandang rendah orang lain.
Terakhir, Gus Miftah menyampaikan menyembunyikan rasa sakit, sehingga orang mengira selalu mendapatkan nikmat Allah SWT. Dengan kata lain, bisa menahan diri dalam berbagai hal agar tidak melakukan dosa, termasuk menahan diri dari pamer harta.
Jamain (29) warga Basirih datang bersama keluarganya untuk mendengarkan ceramah dari Gus Miftah.
“Ya biasanya cuma nonton di televisi, sekarang bisa melihat langsung, terima kasih Paman Birin,” ucapnya.
Hal yang sama juga dikatakan Samsul yang mengaku senang dengan ceramah yang disampaikan Gus Miftah.
“Saya senang dengan ceramahnya, kadang lucu sehingga tak membosankan bagi jamaah,” kata Samsul, warga Handil Bakti.(rls/wsk)
Diterbitkan tanggal 17 Maret 2024 by admin