MEGAPOLIS.ID – KENAPA Sirkuit Internasional Mandalika begitu sulit ditaklukkan pemvbalap MotoGP? Ada beberapa alasan yang cukup bisa jadi pegangan.
MotoGP Mandalika 2025 sudah kelar dilaksanakan pada Minggu 5 Oktober sore WIB. Marco Bezzecchi tampil sebagai pemenang Sprint Race, sementara balapan utama dimenangi oleh Fermin Aldeguer.
1. Dimenangi 4 Pembalap Berbeda
Pembalap tim Gresini Racing itu memastikan MotoGP Mandalika dimenangi oleh empat pembalap berbeda sejak digelar pada 2022. Miguel Oliveira (2022), Francesco Bagnaia (2023), dan Jorge Martin (2024), pernah berjaya di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Balapan pada Minggu 5 Oktober 2025 sore juga mencatatkan jumlah finisher yang cukup sedikit yakni hanya 14 dari 19 pembalap yang ikut serta. Lima pembalap terpaksa mengakhiri balapan lebih cepat.
Sedangkan, Jack Miller sebetulnya juga tidak menyentuh garis finis. Namun, pria asal Australia itu sudah menyelesaikan lebih dari 80% race distance sehingga tetap masuk dalam daftar finisher.
2. Sirkuit Mandalika Sulit Ditaklukkan
Lantas, kenapa Sirkuit Internasional Mandalika begitu sulit ditaklukkan pembalap MotoGP? Ada beberapa alasan serta faktor yang menyebabkan lintasan sepanjang 4,301 km tersebut sangat menantang.
Pada 2023, Marc Marquez pernah mengatakan Sirkuit Mandalika sejatinya punya tata letak (layout) yang simpel. Hanya saja ada dua faktor yang membuatnya sulit ditaklukkan yakni cuaca panas dan racing line tunggal.
“Ini adalah sirkuit yang simpel dalam hal tata letak, tetapi kondisinya cukup membuatnya jadi daya tarik. Hanya ada satu racing line untuk menyalip,” kata Marquez.
3. Menantang
Karakter Sirkuit Mandalika memang cukup menantang. Lintasan ini cenderung lambat dan teknikal sehingga menuntut keterampilan tingkat tinggi dari pembalap.
Faktor lain adalah cuaca. Pada 2022, balapan digelar dalam aspal yang basah usai diguyur hujan deras. Sementara, tiga seri berikutnya dalam kondisi kering, termasuk Minggu 5 Oktober 2025.
Kondisi kering juga jadi tantangan tersendiri buat pembalap. Sebab, itu artinya, cuaca dan suhu udara sangat panas serta lembab! Para rider yang mayoritas berasal dari Eropa, tak terbiasa dengan kondisi ini.
Selain itu, tantangan juga hadir dalam bentuk aspal. Di hari pertama dan kedua, biasanya trek dalam kondisi kotor lantaran debu yang beterbangan dari kawasan pantai di sekitar sirkuit atau jarang dipakai.
Situasi ini mengurangi grip atau daya cengkeram ban terhadap aspal. Michelin selaku pemasok ban tunggal MotoGP, menyiasatinya dengan membawa ban khusus, yang tentunya butuh adaptasi lagi.
(Okezone)
Diterbitkan tanggal 8 Oktober 2025 by Muhamad Samani
Discussion about this post