GITARA adalah program kolaborasi Divisi Musik dan Paduan Suara SSD (Sanggar Seni Demokrasi) yang lahir dari kerinduan untuk menghidupkan kembali karya-karya sastra dan musikal (musikalisasi puisi) yang sudah lama tercipta, tapi jarang terdengar secara utuh.
Awalnya, kegiatan ini hanya berupa sesi internal tahunan sebagai media belajar dan mengenalkan musikalisasi puisi kepada anggota baru, sekaligus jadi ajang bernostalgia dengan karya-karya lama. Dari situ muncul ide untuk membawanya ke ruang publik. GITARA bukan hanya sekadar pertunjukan, tapi juga bentuk perayaan karya-karya yang sebelumnya hanya tersimpan dalam arsip dan catatan digital, termasuk musikalisasi yang sekarang sudah ada di Spotify.
GITARA adalah kolaborasi antara musik, puisi, dan teater yang dibangun dalam satu alur penceritaan. Di atas panggung GITARA 2025 pada 12 Juli 2025 di Amfiteater Kampung Ketupat, akan ada empat musikalisasi puisi dengan tema dan rasa berbeda. Musikalisasi ini tidak hanya dinyanyikan, tapi dihidupkan dengan penghayatan agar makna puisinya tetap terasa.
Selain itu, GITARA juga akan menampilkan sebuah suguhan teatrikal berupa naskah orisinal berjudul “Kau, Perahu, dan Sepintas Lalu”, sebuah cerita bergenre realis magis tentang cinta, kehilangan, dan harapan di latar laut yang sunyi. Ceritanya singkat, tapi kuat, didukung narasi puitis yang berpadu dengan musik dan suasana panggung.
“Buat kami, tantangan terbesarnya bukan cuma soal teknis,” ungkap Laidar didampingi Gusti, selaku penanggung jawab musik dan paduan suara.
“Kami ditantang untuk benar-benar menyatu. Bagaimana suara, melodi, dan makna bisa berjalan beriringan tanpa saling menenggelamkan,” tambahnya.
Ia mengatakan, divisi paduan suara harus menjaga makna yang ingin disampaikan penulis, membawakan tiap bait dengan penghayatan tanpa kehilangan kedalaman puisinya. Sementara divisi musik berusaha menyusun aransemen yang segar dan punya warna baru, dalam waktu penggarapan yang tergolong singkat.
Ia berharap karya-karya dalam GITARA tidak sekadar diulang, melainkan dihidupkan kembali dengan warna dan rasa yang baru, tanpa menghilangkan ciri khas aslinya.
Ia juga mengajak publik untuk hadir dan menikmati langsung pertunjukan ini. “Kami ingin karya-karya ini tak cuma berhenti di ruang dengar digital, tapi benar-benar bisa dihayati bersama, dalam suasana yang kami siapkan khusus untuk satu malam saja,” tandasnya.
Pertunjukan ini terbuka untuk umum dengan tiket masuk Rp18.000. Kursi terbatas, jadi sangat disarankan membeli tiket lebih awal. Akan tersedia kuota OTS (On The Spot) di venue pada hari-H. Informasi lengkap dan update terbaru dapat dipantau melalui Instagram resmi: @ukmssd.
Ayo tonton pertunjukan ini dan ambil bagian dalam mengapresiasi karya-karya yang lahir dari kegelisahan, cinta, dan kerinduan—untuk sekali lagi hadir, bernyanyi, dan menjadi nyata di hadapan kita semua dalam sebuah pertunjukan.(Rizky)
Diterbitkan tanggal 3 Juli 2025 by admin
Discussion about this post