MEGAPOLIS.ID, JAKARTA – Di Pegunungan Black Hills di South Dakota, AS, bekas pangkalan militer untuk menyimpan amunisi kini diubah menjadi bunker kiamat. Menariknya, bunker ini kini dibuka untuk umum.
Perusahaan Vivos, yang mengkhususkan diri dalam membangun dan mengelola bunker kiamat, menjelaskan bahwa tujuan di balik pembangunan hunian unik ini adalah untuk menyediakan proyek kelangsungan hidup bagi manusia secara luas, bukan hanya untuk kalangan elit.
Menurut Dante Vicino, Direktur Eksekutif Vivos, kini warga biasa juga memiliki kesempatan untuk memesan tempat perlindungan saat kondisi sedang tidak stabil.
“Warga biasa pun sekarang dapat memesan tempat untuk mereka berlindung ketika situasi sedang kacau,” kata Direktur Eksekutif Vivos Dante Vicino, dikutip dari Metro.co.uk, Rabu (20/3/2024).
Vivos, yang kini dikenal sebagai proyek kemanusiaan tentang keberlangsungan hidup manusia, sepenuhnya siap menghadapi apa pun dan kapan pun kejadian mungkin terjadi.
Vicino mengatakan bahwa anggota kelompok hari kiamat tersebut bukanlah ‘prepper’ yaitu orang-orang yang sudah menyiapkan segala macam jenis kebutuhan untuk kejadian-kejadian besar atau hari kiamat. Selain itu, anggota dari komunitas tersebut juga bukanlah dari kalangan orang elit, tetapi adalah kaum terpelajar dan warga yang ingin melindungi keluarga mereka selama masa-masa yang tidak pasti.
“Profil ekonomi mereka juga beragam, mulai dari kelas menengah-kebawah hingga orang-orang yang mempunyai pendapatan tinggi,” ujarnya.
Vicino mengatakan ketika semua orang berjuang mencari sebuah solusi bertahan hidup, anggota mereka sudah punya tempat penampungan yang telah ditentukan. Mereka mengklaim ada ratusan orang dengan pemikiran serupa.
“Semuanya siap untuk berlindung dari ancaman apa pun yang mungkin terjadi,” tambah Vicino.
Vicino menyebutkan bahwa ancaman COVID-19, perang di Ukraina, ketegangan dengan Tiongkok dan juga konflik ketegangan Timur Tengah menjadi alasan permintaan hunian semacam ini meningkat.
“Kita hidup di waktu yang sangat berbahaya, sehingga kebutuhan akan solusi perlindungan hunian sangat penting bagi mereka yang ingin bertahan dalam peristiwa setingkat kepunahan ini, dan memiliki kesempatan untuk keluar dengan aman setelahnya,” jelasnya.
Bunker modern yang dibangun oleh Vivos dilengkapi dengan furnitur lengkap dan semua peralatan yang diperlukan untuk bertahan hidup. Ruang tamu dilengkapi dengan sofa, karpet, dan meja kopi, sementara dapur dilengkapi dengan kulkas, lemari es, microwave, oven, mesin cuci, dan meja makan.
Bagi mereka yang tertarik, tersedia pilihan yang menyerupai penginapan hotel untuk kamar tidur dan kamar mandi. Plan A menawarkan empat kamar tidur twin, satu kamar tidur double, dan satu kamar mandi, sehingga memberikan pengalaman menginap layaknya di hotel.
Plan B menawarkan empat kamar tidur twin, satu kamar tidur double, satu kamar mandi, serta satu kamar basah. Sementara itu, Plan C hadir dengan dua kamar tidur twin, satu kamar tidur double, satu kamar tidur utama dengan kamar mandi dalam, dan satu kamar mandi tambahan. Terakhir, Plan D menawarkan delapan kamar tidur single dan tiga kamar mandi. Ini merupakan berbagai pilihan yang tersedia bagi calon penghuni.
“Permintaan bunker kiamat meningkat lebih dari 2.000% dari tahun ke tahun, ditambah penjualan meningkat lebih dari 300% dan tumbuh secara eksponensial. Semua orang tampaknya menginginkan solusi kelangsungan hidup yang segera,” ujar Vicino.
Proyek pembangunan kompleks bunker baru memerlukan waktu yang bervariasi, berkisar antara sembilan hingga 12 bulan, tergantung pada skala proyek, lokasi, serta ketersediaan bahan bangunan dan tenaga kerja.
Di samping proyek pembangunan kompleks bunker di Amerika Serikat, Vivos juga merencanakan pembangunan kompleks bunker di Eropa. Di Amerika Serikat, kompleks bunker yang berlokasi di South Dakota dinamakan Vivos Xpoint, sementara di Eropa, proyek serupa sedang dibangun di sebuah gunung di Jerman yang diberi nama Vivos Europa.
“Vivos bukan hanya tentang beton, baja, dan pintu tahan ledakan. Hal ini tentang memiliki rencana cadangan agar umat manusia dapat bertahan hidup dan agar keluarga-keluarga mempunyai kesempatan untuk menjadi bagian dari komunitas yang memiliki pemikiran yang sama ketika peristiwa-peristiwa ini terjadi,” tutup Vicino.(sumber detik)
Diterbitkan tanggal 20 Maret 2024 by admin
Discussion about this post