MEGAPOLIS.ID, BANJARMASIN – Video tudingan adanya pungutan di SMKN 5 Banjarmasin viral di media sosial, baik TikTok maupun Facebook. Dalam unggahan yang diduga dibuat oleh salah satu orang tua siswa, disebutkan bahwa sekolah memungut dana dari siswa kelas X, XI, dan XII dengan nominal bervariasi antara Rp600 ribu hingga Rp1,5 juta.
Video tersebut ramai diperbincangkan warganet sejak Senin (15/12/2025) dan memicu beragam reaksi. Menanggapi hal itu, pihak SMKN 5 Banjarmasin memberikan klarifikasi dan menegaskan bahwa informasi yang beredar tidak sepenuhnya sesuai dengan fakta di lapangan.
Kepala SMKN 5 Banjarmasin, DR Drs H. Syahrir MM, menjelaskan bahwa sekolah secara rutin menggelar rapat bersama orang tua dan wali murid setiap tahun. Dalam forum tersebut, sekolah menyampaikan berbagai agenda penting, mulai dari capaian prestasi siswa, proses pembelajaran, persiapan praktik kerja lapangan (PKL), hingga program pembinaan karakter.
“Rapat itu terbuka dan transparan. Bisa jadi muncul persepsi berbeda karena ada orang tua yang tidak mengikuti penjelasan secara menyeluruh,” ujar Syahrir, Senin (15/12/2025).
Ia membantah keras adanya pungutan yang bersifat wajib atau memaksa. Menurutnya, dana yang dikelola melalui komite sekolah murni berupa sumbangan sukarela, tanpa penetapan nominal dan tanpa kewajiban bagi orang tua siswa.
“Tidak ada paksaan sama sekali. Ada yang memberi Rp20 ribu, ada juga yang tidak memberi, dan itu tidak berdampak apa pun pada siswa,” tegasnya.
Syahrir menambahkan, sekolah tidak pernah menetapkan jumlah tertentu maupun mengaitkan sumbangan dengan pembagian rapor atau layanan pendidikan lainnya. Seluruh mekanisme yang dijalankan komite sekolah dilakukan berdasarkan prinsip musyawarah dan kehati-hatian.
Ketua Komite SMKN 5 Banjarmasin, Husaeni, menambahkan bahwa partisipasi sukarela orang tua siswa telah memberi manfaat nyata bagi sekolah. Salah satunya adalah pembangunan musholla yang seluruh dananya berasal dari sumbangan orang tua dan wali murid.
“Dana BOS dan BOSDA tidak diperuntukkan bagi pembangunan gedung baru. Musholla ini dibangun dari hasil gotong royong orang tua siswa,” jelasnya.
Dengan jumlah peserta didik lebih dari 2.000 orang, keberadaan musholla dinilai penting untuk mendukung program salat Dzuhur dan Ashar berjamaah sebagai bagian dari pembinaan karakter religius siswa.
Menanggapi narasi di media sosial yang seolah menggambarkan seluruh orang tua merasa keberatan, Syahrir menilai hal tersebut tidak tepat. Menurutnya, pendapat segelintir pihak tidak dapat diklaim mewakili ribuan orang tua siswa lainnya.
“Jika narasi seperti itu merugikan nama baik sekolah, tentu ada konsekuensi hukum,” tandasnya.
Sebelumnya, dalam video TikTok tersebut juga disebutkan bahwa keberatan orang tua telah disampaikan ke sejumlah pihak, mulai dari Gubernur, DPRD, Dinas Pendidikan Provinsi, hingga Ombudsman.
Tetap Ukir Prestasi Nasional
Di tengah isu yang berkembang, SMKN 5 Banjarmasin justru mencatat prestasi membanggakan di tingkat nasional. Sekolah ini menjadi undangan khusus dalam Rapat Koordinasi Finalisasi dan Verifikasi Tracer Study Tahun 2025 yang Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata (Bispar), menggelar Rapat Koordinasi Finalisasi dan Verifikasi Tracer Study Tahun 2025 di Arosa Hotel Jakarta pada 3–5 Desember 2025.
Kegiatan tersebut diikuti perwakilan Dinas Pendidikan Regional Kalimantan dan DKI Jakarta serta sekolah-sekolah berprestasi dengan capaian Tracer Study 100 persen. Dalam forum itu, Provinsi Kalimantan Selatan berhasil meraih peringkat pertama di Regional Kalimantan dan peringkat keempat secara nasional.
“SMKN 5 Banjarmasin menjadi salah satu sekolah yang diundang secara khusus sebagai sekolah berprestasi dengan capaian Tracer Study 100 persen,” ucap Syahrir bangga seraya mengatakan kalau hal itu berkat dukungan guru, wali kelas, guru BK, BKK, staf administrasi, hingga peran aktif orang tua alumni.(CRV)
Diterbitkan tanggal 15 Desember 2025 by admin














Discussion about this post