MEGAPOLIS.ID, BANJARMASIN – Kasus keracunan massal yang dialami lebih dari seratus siswa dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, memantik perhatian berbagai elemen masyarakat.
Kelompok Masyarakat Pemerhati Banua (KMPB) menilai peristiwa ini bukan sekadar insiden teknis, melainkan tragedi serius yang menuntut adanya pertanggungjawaban hukum dari pihak penyelenggara.
Koordinator KMPB, Bahaudin dalam audiensi dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Banjar, Rabu (15/10/2025) menyampaikan hal tersebut kepada Pj Sekda Banjar H Ikhwansyah. Hadir dalam audensi Kapolres Banjar AKBP Fadli, Kadisdik Banjar, dan Plt Kadinkes Banjar.
Bahaudin menegaskan kerugian akibat insiden ini tidak hanya menyangkut kesehatan fisik, melainkan juga meninggalkan luka psikologis bagi keluarga korban. “Ratusan anak jatuh sakit, sebagian dirawat di rumah sakit. Orang tua panik, trauma, bahkan kehilangan rasa percaya terhadap program pemerintah. Ini bukan kejadian sepele, harus ada pihak yang dimintai pertanggungjawaban secara hukum,” tegasnya.
KMPB mendesak aparat penegak hukum segera mengusut siapa yang lalai dalam penyediaan makanan hingga menimbulkan keracunan massal. Selain itu, mereka meminta penyelenggara MBG maupun Badan Gizi Nasional menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat. “Kami mendukung program ini karena niatnya mulia, tapi kalau keamanan tidak dijamin, justru berbahaya bagi masa depan anak-anak. Evaluasi total dan proses hukum mutlak dilakukan,” ujar Bahaudin.
Tak hanya soal hukum, KMPB juga menekankan pentingnya pemulihan psikologis siswa dan keluarga korban. Menurut mereka, trauma akibat kejadian ini berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak bila tidak segera ditangani.
Menanggapi aspirasi tersebut, Pj Sekda Banjar H Ikhwansyah menyatakan pemerintah daerah akan meneruskan seluruh masukan KMPB kepada Badan Gizi Nasional. “Ini menjadi peringatan nasional. Program akan tetap berjalan, tapi dengan perbaikan serius agar tidak terulang. Keselamatan anak-anak harus jadi prioritas,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Wilayah MBG Kabupaten Banjar, Sinta Aulia, menyampaikan permintaan maaf terbuka di hadapan pejabat dan masyarakat. “Atas nama pelaksana program MBG di Banjar, saya memohon maaf sebesar-besarnya. Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan kepolisian untuk menuntaskan penyelidikan serta memperketat pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar Sinta.(crv)
Diterbitkan tanggal 15 Oktober 2025 by admin
Discussion about this post