MEGAPOLIS.ID, BANJARMASIN – Maulana Yudhistira atau yang membranding dirinya sebagai ‘Lelaki Dapur’ beberapa waktu lalu menyambangi Kalimantan Selatan.
Pria asal Samarinda yang praktik artistiknya adalah memasak ini pun menceritakan sedikit apa yang dia dapat selama berada di Banua.
Sebelumnya Yudhis terlibat dalam event kesenian Meranti Performance Art yang digelar di Kabupaten Kotabaru. Setelah itu, ia juga memasak di Monslay Coffee.
Berikut interview kami bersama Lelaki Dapur:
Kalau boleh tahu dalam rangka apa Anda ke Kalimantan Selatan kemarin?
Yudhis: Ke Kalsel merupakan sebuah perjalanan, napak tilasku di tanah leluhur almarhum Ibu. Perjalanan ini juga bagian dari proses belajar serta mengumpulkan cerita tentang kekayaan kuliner dan budaya makan orang Banjar.
Ouhh napak tilas ya menarik, kemudian kegiatan apa aja yang kemarin dilakukan di Banjar?
Yudhis: Selain belajar budaya makan serta kuliner Banjar, aku juga berkesempatan untuk terlibat di acara Meranti Putih Performance Art Festival 2024 di Kotabaru.
Wow tampil di Meranti Performance Art, apa saja sih temuan menariknya selama berada di Kalimantan Selatan?
Yudhis: Orang Banjar punya banyak pengetahuan dalam mengolah makanannya dari olahan fermentasi hingga kue-kue yang beraneka ragam. Orang Banjar juga punya sistem ketahanan pangan yang menjadi salah satu kunci bagaimana mereka bisa menjadi perantau yang suskes di negeri orang. Orang banjar bukan hanya memengaruhi melalui bahasa tapi juga selera serta budaya makannya juga sangat berpengaruh di tempat yang ia singgahi. Seperti Kota Samarinda kami menggunakan bahasa Banjar sebagai pengantar obrolan sehari-hari, kuliner-kuliner Banjar juga manjadi favorit serta makanan khas yang selalu kami tawarkan atau sajikan ketika ada tamu dari luar.
Apa aja kuliner di sini yang sudah dicoba?
Yudhis: Pertama kali nyobain menu ikan asin telang betanak behintalu itik di Rumah Alam Sungai Andai, nyaman banar. Terus merasai nasi kuning Cempaka, lontong dan nasi pundut di Waroeng Bandjar. Terus merasai langsung di tempat asalnya, ketemu mandai, remis, ronto, iwak samu, patin bakar, wadai-wadai yang dijual di pasar. Pokoknya mantap semuanya.
Wah seru juga ya Lelaki Dapur. Biasanya kan selain memasak tentu ada ceritanya dong dibalik masakannya, kalau boleh tahu apa aja nih yang dimasak selama ada Kalsel dan dari mana inspirasinya?
Yudhis: Kalau di Kotabaru aku membuat olahan makanan yang terinspirasi dari keragaman serta keharmonisan suku yang ada di sana.
Aku buat 3 sajian pada acara Meranti Putih, yaitu makanan pembuka kerang dara rebus yang dinikmati dengan cacapan hampalam. Makanan utama terinspirasi dari keragaman yang ada di Kotabaru ada suku Banjar, Bugis, Jawa.
Selain itu, nasi lakatan, urap pakis dan daun singkong, iwak mayung masak pallumara, Ikan asin bulu ayam, serta sambal ronto.
Kemudian di Banjarmasin aku berkesempatan membuat presentasi di Monstlay bercerita terkait pengalaman kuliner yang ada di Banjar. Aku bikin nasi goreng mandai, iwak samu goreng, sambal goreng remis, tahu isi mie habang dengan bumbu petis. Aku memilih beberapa bahan yang biasa di konsumsi oleh orang-orang Banjar.
Wah menarik jadi ikutan ngiler juga. Mungkin terakhir tempat yang Yudhis rekomendasi untuk teman-teman yang ada di Samarinda buat kunjungi atau teman Yudhis yang lain apa nih?
Yudhis: Pasar Terapung Lok Baintan, sebuah pengalaman luar biasa karena pertama kali pergi ke sana. Karena waktu kecil cuma bisa liat iklan ibu-ibu yang berjualan di pasar terapung di salah satu televisi swasta.
Dan bisa melihat secara langsung bagaimana warga berjualan menjajakan makanan, buah, hingga kerajinan tangan menjadi pengalaman yang luar biasa menyenangkan. Teman-teman harus ke sana karena keren itu tempat.
Oke teman-teman, itu interview kami dengan Yudhis atau Lelaki Dapur. Untuk mengetahui selengkapnya teman-teman bisa follow account Instagram-nya @Lelakidapur atau @jarkujua. Terimakasih semoga selalu bisa menginspirasi.(Rizky)
Diterbitkan tanggal 17 November 2024 by admin
Discussion about this post