MEGAPOLIS.ID – Casey Stoner tak ragu mengutarakan ketidaksukaannya pada Sprint Race di balapan MotoGP. Menurutnya, sesi itu justru merusakan citra balapan motor paling bergengsi di dunia besutan Dorna Sports tersebut.
MotoGP memperkenalkan Sprint Race mulai Kejuaraan Dunia 2023. Sesi tersebut berlangsung setiap hari Sabtu dengan jumlah putaran hanya setengah dari yang diperlombakan pada Minggu.
Poin yang diperebutkan pembalap pun hanya setengah dari nilai maksimal 25, 20, 16, dan seterusnya. Format itu dipakai untuk menyiasati berkurangnya jumlah penonton MotoGP.
Dorna berpendapat, Sprint Race dapat meningkatkan kehadiran penonton pada pekan balapan. Dengan begitu, atmosfer serta tensi pekan balapan sudah mulai terasa sejak beberapa hari sebelumnya.
Akan tetapi, Stoner sama sekali tak suka dengan adanya sistem sprint dalam MotoGP. Sebab menurutnya, kejuaraan balap motor terbaik di dunia itu seharusnya mempertandingkan soal ketahanan dalam balapan panjang, bukannya balapan yang singkat.
“Kejuaraan (MotoGP) tidak boleh berupa balapan miniatur, melainkan balapan ketahanan; Ini seperti mencoba mengatakan ini adalah maraton 10 putaran, tidak mungkin, maraton itu 42 km, melelahkan dan ada banyak pekerjaan di baliknya,” kata Stoner dilansir dari Motosan, Senin (11/11/2024).
“Balapan ini (Sprint) tidak boleh memberikan poin, melainkan harus dialokasikan ke balapan utama pada hari Minggu,” imbuh pria asal Australia itu.
Selain sprint, Stoner juga tak senang dengan terlalu banyaknya perangkat teknologi yang digunakan di motor MotoGP saat ini. The Kurri-Kurri Boy menyebut hal itu telah menghancurkan balapan.
“Saya tidak suka sistem ini, atau aerodinamisnya, atau semua kontrol ini, dan perangkat keturunannya,” sergah Stoner.
“Sistem ini menghancurkan balapan, biayanya juga meningkat, tidak hanya dalam pengembangan, dan kini kita melihat lebih banyak lagi biaya-biaya lainnya,” pungkas juara MotoGP dua kali itu.
(Okesport)
Diterbitkan tanggal 12 November 2024 by Muhamad Samani
Discussion about this post