MEGAPOLIS.ID, BANJARMASIN – Selama ini banyak orang mengenal 10 November sebagai Hari Pahlawan, dengan perlawanan sengit arek arek Suroboyo terhadap penjajah.
Ternyata di Banua Banjar sendiri pernah terjadi peristiwa heroik pada 9 November 1945. Barisan Pemberontakan Republik Kalimantan (BPRIK) menyerang besar-besaran markas NICA di Benteng Tatas yang sekarang jadi lokasi Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin.
Serangan itupun dibalas penjajah dengan menyerang markas pejuang di Jalan Jawa dan Kelayan. Dan tepat tanggal 12 – 13 November, NICA mengirim pasukan ke markas BPRIK di Banua Anyar.
Serangan bukan hanya diarahkan kepada pejuang saja, namun juga warga. Akibatnya para pejuang dan sejumlah warga mengungsi ke markas pejuang Banjar yang berlokasi di Alam Roh, Desa Paku Alam Sungai Tabuk.
Monumen 9 November masih bisa kita jumpai di dekat jembatan yang menghubungkan Kampung Pangambangan dan Kampung Banua Anyar. Namun sayang hanya beberapa yang mengetahui peristiwa bersejarah ini, dan beberapa kali pemerintah juga mengajak untuk mengingat momen 9 November itu.
Oleh karena itulah, Sanggar Seni Demokrat mengusung tema “Peristiwa 9 November Semangat Pemuda Banua”.
“Ini sejarah lokal, penginnya anak–anak muda itu mengenal sejarah kita sendiri,” ujar Hana, Pimpinan Produksi Berisik 9 kepada media ini, Jumat (03/11/2023).

Karena menurutnya masih belum ada yang aware dengan peristiwa 9 November ini, padahal ini juga peristiwa besar dan terjadi di Banua kita.
“Adapun rangkaian acaranya ada galeri lukisan yang dibuka pada tanggal 4 November di Gedung Margasari Taman Budaya Kalsel, ada juga penampilan di Panggung Apresiasi dari kawan kawan pekerja seni kampus di sana pada tanggal 4 itu,” tambahnya.
Galeri juga akan tetap dibuka setelah tanggal 4 November mulai pukul 14.00 Wita sampai pukul 22.00 Wita.
“Kemudian hari ketiga atau 7 November kita ada audiens ke anak–anak SMP dan SMA, dan 8 November galeri tetap buka. Nah, tepat 9 November kami ada haul di markas 9 November, dan pada 10 November merupakan puncak rangkaian kegiatan,” jelasnya.
Lebih lanjut Hana menjelaskan, ini merupakan yang kesembilan kalinya kegiatan Berisik 9 .
“Kami pikir apa sih yang bisa mewakili 9 itu, ternyata 9 November sebuah peristiwa heroik yang kami artikan mewakili semangat berkarya yang tinggi,” pungkasnya.
Setelah di Berisik sebelumnya mengangkat tokoh Panglima Batur, 9 November ini juga menjadi tantangan tersendiri menurut Amin selaku Sutradara.
“Proses kami dimulai dari bulan Mei, dengan observasi mencari literatur hingga pada Agustus sudah masuk ke penggarapan. Dalam observasi itu ada beberapa ahli yang kami datangi termasuk keluarga dari pelaku sejarah itu sendiri. Tantangannya, ya sumber tentang 9 November ini sangat sedikit dari literatur sehingga kami harus melakukan observasi langsung lewat para ahli sejarah dan keluarga dari peristiwa 9 November itu sendiri,” ungkap Amin.
Selain itu, lanjutnya Amin, garapan kali ini melibatkan banyak orang-orang baru. “Itu sih yang menjadi tantangannya. Harapannya lewat garapan yang kami buat nanti khususnya masyarakat Banua jadi lebih tahu tentang peristiwa 9 November 1945, karena selama ini kebanyakan orang lebih tahunya tentang peristiwa 10 November di Surabaya, padahal di Banua kita sendiri ada peristiwa yang tak kalah hebatnya tentang sebuah perlawanan terhadap penjajahan,” tandasnya.
Oleh karena itulah, jangan lupa untuk menyaksikan Berisik 9 yang dimulai galeri lukisan mulai tanggal 4 November di Gedung Margasari Taman Budaya. Untuk info tiket pementasan teman – teman bisa pantau akun Instagram @ukmssd. Selamat menjadi saksi atas suguhan ini!.(Rizky Fadhlillah)
Editor: Agus Salim
Diterbitkan tanggal 3 November 2023 by admin
Discussion about this post