MEGAPOLIS.ID, BUNTOK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Barito mengimbau masyarakat di wilayah setempat untuk waspada bencana banjir.
“Hal itu mengingat, debit air sungai Barito saat ini sudah mengalami kenaikan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Barito Selatan, Alip Suraya melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik, Suwono, di Buntok, Senin (13/02/2023).
Dikatakannya, berdasarkan pemantauan pada Pelabuhan Pasar Lama Buntok, ketinggian permukaan air sudah mencapai 13,70 dan kemungkinan debit airnya akan mengalami kenaikan.
“Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), di wilayah Kalimantan Tengah mengalami cuaca ekstrem dan saat ini juga intensitas hujan sudah mulai mengalami peningkatan, sehingga kemungkinan debit air mengalami peningkatan,” terang Suwono.
Ditambah lagi, lanjut dia, wilayah kabupaten tetangga yakni Barito Utara sudah mengalami banjir, sehingga berpotensi terjadi banjir kiriman.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar terus meningkatkan kewaspadaan terutama masyarakat yang bermukim di bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito.
“Kita mengimbau kepada masyarakat terutama yang bermukim di bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito untuk meningkatkan kewaspadaan dan selalu siap siaga apabila air mengalami kenaikan secara signifikan,” ucapnya.
BPBD lanjut dia, hingga saat ini terus melakukan pemantauan pada wilayah-wilayah yang rawan terjadi banjir musiman serta banjir kiriman dan pemantauan juga dilakukan pada grup media sosial waspada banjir Barito Selatan.
“Pada grup media sosial itu, kita meminta kepada lurah dan kepala desa agar memberikan informasi terkini kondisi debit air,” ucapnya.
Menurut dia, apabila informasi terjadi banjir, BPBD Barito Selatan akan segera turun ke lapangan guna melakukan penanganan, termasuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak banjir tersebut.
Selain itu, ia juga mengatakan, saat ini wilayah Kalimantan Tengah, sebagian besar sudah memasuki musim kemarau, dan diimbau kepada untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar.
“Hal itu agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang bisa menimbulkan asap yang mengganggu pernapasan,” pungkas Suwono.(wan)
Editor: Agus Salim
Diterbitkan tanggal 13 Februari 2023 by admin