MEGAPOLIS.ID, JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengingatkan Pemilu serentak akan berlangsung tiga belas bulan lagi. KPU berharap Pemilu nanti berjalan sukses karena menyangkut bagian dari martabat bangsa dan negara di mata internasional.
“Pemilu juga membawa reputasi Indonesia ke dunia internasional dan saya berharap karena ini merupakan bagian dari martabat bangsa dan negara kita, saya yakin kita semua memiliki untuk mensukseskan penyelenggaraan Pemilu serentak 2024 yang saat ini tinggal 13 bulan ke depan. Di mana hari pemungutan suara akan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 14 Februari 2024,” kata Komisioner KPU Idham Holik, sebagaimana dikutip dari detiknews, Kamis (19/1/2023).
Idham menuturkan penyelenggaraan Pemilu nanti juga bertepatan dengan hari kasih sayang sedunia atau Valentine. Dia lantas mengingatkan bahwa Pemilu 14 Februari 2024 merupakan hari kasih suara bukan hari kasih uang.
“Kalau generasi muda memperingatinya sebagai hari valentine, atau hari kasih sayang, maka kami menyebutnya hari kasih suara, tapi bukan hari kasih uang. Karena kalau hari kasih uang, bahaya sekali,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Idham juga bicara soal mahalnya biaya kampanye di Indonesia. Menurutnya hal itu dipengaruhi adanya budaya pragmatisme politik.
“Kenapa kampanye politik masih mahal? Kenapa dalam pemilu selalu dibayar-bayari itu? Itu kan uang yang sangat besar. Karena memang ada budaya yang harus kita pangkas, yakni budaya pragmatisme politik pada saat kampanye,” tuturnya.
Dia juga mengingatkan masyarakat soal bahaya politik uang, yang menurutnya bukan hanya soal tindak pidana maupun budaya yang merusak. Menurut Idham, politik uang itu bakal berakhir jika disandingkan dengan norma-norma keagamaan.
“Tapi kalau dipahami, bahwa itu berkaitan dengan nilai-nilai agama, saya pikir kita bisa mengkikis budaya itu,” jelas Idham.
Oleh karena itu, kata dia, Pemilu yang bersih tidak hanya bisa dilakukan oleh KPU atau pihak penyelenggara sendiri, melainkan peran serta dan kesadaran masyarakat.
“Di sini lah saya ingin menegaskan, ketika kita bicara pemilu yang berintegritas, tidak hanya penyelenggara, tidak hanya peserta tapi semua pihak, termasuk pemilih,” paparnya.(dtc)