MEGAPOLIS.ID – Gelaran MotoGP 2022 tinggal menyisakan empat seri. Belum ada satu pun pebalap yang benar-benar dekat dengan gelar juara dunia. Namun prediksinya mengerucut kepada tiga pebalap teratas klasemen sementara MotoGP 2022.
Setelah menyelenggarakan 16 seri balapan, MotoGP musim ini hanya menyisakan seri MotoGP Thailand (2 Oktober), MotoGP Australia (16 Oktober), serta MotoGP Malaysia (23 Oktober) dan MotoGP Valencia (6 November).
Dari empat seri tersebut, masih ada 100 poin maksimal yang bisa dikumpulkan pebalap. Dengan selisih poin yang cukup kecil antara pebalap nomor satu, hingga pebalap nomor tiga, masih ada peluang bagi ketiganya untuk merengkuh gelar juara dunia MotoGP 2022.
Sebagai catatan, saat ini rider Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, ada di posisi pertama dengan raihan poin sementara 219, diikuti pebalap Ducati, Francesco Bagnaia, di tempat kedua dengan 201 poin, dan Aleix Espargaro dari Aprilia di tempat ketiga dengan 194 poin.
Secara matematis, Quartararo menjadi kandidat terkuat menjuarai kompetisi musim ini. Andai dia bisa menjadi juara pertama di dua seri balap dari empat seri tersisa, maka dia akan mendapatkan 50 poin, dan otomatis dia akan juara karena poinnya sudah tidak bisa dikejar lagi.
Namun permasalahannya, dari tiga seri terakhir, rider asal Prancis itu sulit naik podium. Bahkan pada MotoGP Aragon dia gagal finis usai menabrak motor Marc Marquez. Di MotoGP Jepang, Quartararo pun hanya mampu finis kedelapan.
Peluang Francesco Bagnaia
Sebelum MotoGP Jepang, jarak poin Bagnaia dengan Quartararo adalah 10 poin. Namun setelah MotoGP Jepang, Quartararo berhasil memperlebar jarak itu menjadi selisih 18 poin. Itu tidak terlepas dari kesalahan Bagnaia yang jatuh di lap terakhir, sehingga dirinya tidak mendapatkan poin.
Meski jaraknya kini 18 poin, Bagnaia masih memiliki peluang menjuarai balap MotoGP musim ini. Bagaimanapun Bagnaia memiliki motor paling paling baik dan paling bagus di antara pebalap MotoGP lainnya.
Belum lagi Ducati memiliki delapan pebalap di grid MotoGP, yang tentunya bisa ‘dikaryakan’ oleh Davide Tardozzi (manajer tim Ducati) untuk mendukung Bagnaia di lintasan, demi bisa meraih gelar prestisius yang terakhir kali mereka dapatkan pada 2007 bersama Casey Stoner.
Sejauh ini Bagnaia tampil bagus di sesi race andai dia mendapatkan posisi yang bagus di kualifikasi. Terbukti ketika berada di barisan terdepan, Bagnaia selalu bisa ngacir duluan dan meraih podium.
Beda cerita ketika ‘Pecco’ Bagnaia tidak mendapatkan posisi yang bagus di sesi kualifikasi.
Maka dia akan kesulitan menyalip para pebalap di depannya, terbukti pada gelaran MotoGP Jepang 2022, yang mana dia kesulitan menyalip pebalap di depannya, hingga berujung crash.
Aleix Espargaro Belum Lempar Handuk
Meski masih jauh dari kata sempurna, Aprilia adalah satu-satunya motor yang bisa menyaingi performa Ducati di lintasan musim ini. Raihan 194 poin selama 16 seri menjadi bukti nyata Aprilia yang tampil garang bersama Aleix Espargaro.
Tak hanya Aleix, rekannya Maverick Vinales juga tampil cukup apik. Mantan pebalap Yamaha itu kini bertengger di posisi sembilan klasemen sementara dengan raihan 113 poin.
Asal Aleix bisa tampil konsisten di depan dan terhindar dari masalah teknis maupun non-teknis, maka dia bisa menjadi juara MotoGP musim ini.
Terlebih Vinales kini bisa rutin berada di barisan depan saat race, yang mana hal itu bisa memberi gangguan terhadap para pebalap Ducati maupun Quartararo. (detiksport)