MEGAPOLIS.ID, JAKARTA – Anggota DPR RI Komisi VI, Andre Rosiade menyebut potensi timbulnya gangguan ekonomi kerakyatan harus benar-benar diwaspadai apabila kemudian pemerintah tetap bersikukuh menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite.
Menurut Andre, saat ini masyarakat sedang berjuang keras untuk memulihkan kondisi ekonomi. Jika harga BBM bersubsidi tetap naik, malah besar kemungkinan akan berdampak besar bahkan, menyulitkan masyarakat.
“Sekarang masyarakat lagi berjuang untuk pemulihan ekonomi. Kalau harga BBM bersubsidi ini naik, malah akan menyulitkan masyarakat. Nah, ini sangat penting dipertimbangkan pemerintah,” kata Andre, Kamis 25 Agustus 2022.
Menurut Andre, kuota 23 juta kiloliter BBM bersubsidi jenis Pertalite untuk tahun ini diperkirakan akan habis pada September 2022. Sebenarnya, untuk solusi mengatasi ini pemerintah seharusnya menambahkan kuota. Namun, persoalannya pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk menambah kuota.
“Kebutuhan BBM Pertalite di tahun 2022, diproyeksikan akan mencapai 28 juta kiloliter. Artinya, perlu penambahan kuota untuk Oktober hingga Desember sekitar 5 juta kiloliter agar kemudian tidak terjadi kelangkaan,” ujar Andre.
Fraksi Gerindra sendiri kata Andre lagi, sudah menyampaikan kepada Pemerintah untuk mengambil langkah lain seperti menerbitkan aturan tentang pengendalian konsumsi BBM bersubsidi. Aturan ini, tidak hanya berlaku untuk BBM jenis Pertalite tapi juga untuk Bio Solar.
“Untuk itu, kita berharap hal-hal yang telah disampaikan oleh Fraksi Gerindra ke pemerintah, bisa menjadi pertimbangan. Sehingga langkah-langkah yang diambilnya nanti adalah langkah yang terbaik untuk masyarakat. Kita tunggu saja karena, sekarang masih dibahas ya,” ungkap Andre Rosiade.
Dilansir dari vivanews, sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komite IV DPD RI menegaskan pemerintah telah menambah alokasi anggaran subsidi energi hingga Rp 502 triliun, dalam rangka menahan harga BBM agar tidak naik di tengah lonjakan harga minyak dunia.
“Jadi kalau bapak ada yang mengatakan Bu subsidinya jangan dicabut. Kalau kita nggak nyabut subsidi duitnya sudah Rp 502 triliun habis,” ujar Sri Mulyani.
Ani begitu sapaan akrabnya mengatakan, terkait apakah Pemerintah akan kembali menambah anggaran subsidi energi, saat ini jelasnya anggaran tidak ada. “Kalau nambah dari mana anggarannya? Suruh ngutang?” ucapnya.
Ani menjelaskan, mulai dari Januari 2022 hingga Juli 2022 harga rata-rata ICP minyak Indonesia saat ini sebesar US$105. “Ada beda US$5, jadi yang kita mintakan berdasarkan US$100 yang kita mintakan berdasarkan US$100 harganya US$105,” jelasnya. Dengan patokan ICP US$100 katanya, jika harga Solar tetap di Rp 5.150 per liter dengan nilai tukar Rp 14.450 per dolar AS, harga keekonomian Solar seharusnya di Rp 13.950 per liter. “Jadi bedanya antara harga sebenarnya di luar dengan harga yang berlaku di kita itu Rp 8.300 per liter,” ujarnya.(viva)