MEGAPOLIS.ID, BANJARBARU – Pemandangan berbeda terlihat di halaman Kantor Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Kalsel, Senin (8/8/2022). Suasana tampak ramai karena Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor bersama jajarannya memperingati 10 Muharram 1444 H.
Selepas apel sebagaimana arahan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor atau Paman Birin, Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) melakukan tradisi mengawah bubur asyura.
Tampak Paman Birin ikut mangawah atau mengaduk bubur asyura di kuali besar.
“Alhamdulilah, Bubur asyura sudah matang. Silakan dinikmati,” kata Paman Birin kepada sejumlah ASN yang melihat orang nomor satu di Kalsel itu mengawah.
Dibuka dan disiapkan sejak pagi hingga siang, bubur asyura pun disantap oleh ASN dan karyawan-karyawati di lingkup Setdaprov Kalsel.
Tak itu saja, ASN dari berbagai SKPD juga sengaja datang untuk ikut makan bubur asyura atau pun membawa pulang.
Bubur asyura khas Banjar ini pun sangat nikmat karena dibuat dari campuran 41 jenis bahan. Bahannya biasa terdiri dari aneka macam sayuran, kacang-kacangan, sampai daging. Jumlah 41 bahan ini harus dicukupi karena sudah jadi tradisi.
Biasanya memang ada beberapa bahan wajib yang selalu digunakan oleh orang-orang Banjar, seperti kangkung, jagung manis, wortel, kentang, daun pucuk waluh, dan beberapa bahan lainnya.
Sementara itu, Kepala Biro Kesra Ahmad Solhan mengungkapkan, tradisi ini digelar dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1444 H, sekaligus ajang silaturahmi Gubernur dengan karyawan/karyawati lingkup Pemprov Kalsel.
“Sekitar 3.000 porsi bubur yang kita bagikan. Selain untuk karyawan SKPD, juga akan kita bagikan pada masyarakat sekitar perkantoran provinsi,” ujarnya.
Diketahui, pembuatan bubur tersebut menghabiskan sebanyak tiga blek beras, atau setara dengan 30 kilogram. Bubur yang konon terdiri dari 41 bahan tersebut telah dimasak sejak pukul 03.00 dini hari.
Diketahui saja, konon katanya tradisi bubur asyura juga berkaitan dengan kisah ketika Nabi Muhammad masih hidup.
Saat itu Perang Badar sedang berlangsung. Usai perang, jumlah prajurit Islam menjadi lebih banyak.
Saat itu seorang sahabat Nabi Muhammad memasak bubur. Namun jumlah makanan yang ia buat tak mencukupi karena jumlah prajurit yang begitu banyak.
Akhirnya Nabi Muhammad memerintahkan para sahabatnya untuk mengumpulkan bahan apa saja yang tersedia untuk kemudian dicampurkan ke bubur tersebut agar jumlahnya cukup dan bisa didistribusikan pada semua prajurit.(rls)
Editor: Agus Salim