MEGAPOLIS.ID, KOTABARU – Sulitnya air baku PDAM Kotabaru saat musim kemarau menjadi persoalan klasik yang terjadi saban tahun, khususnya Kecamatan Pulaulaut Utara dan Pulaulaut Sigam.
PDAM pun sudah mengusulkan pembangunan reservoir glass steel (tampungan air) berkapasitas 3.500 meter kubik sebagai salah satu solusi mengatasi krisis air baku.
Plt Direktur PDAM Kotabaru Tri Basuki ditemui dikantornya menuturkan untuk ranah ketersediaan air bukan ada di PDAM.
“PDAM itu tupoksinya hanya mengelola dan mendistribusikan air, dua itu saja tugasnya, bagaimana caranya ada air lalu kami distribusikan ke pelanggan, ” jelas Tri Basuki, Selasa (7/06/2022).
Katanya, terkait ranah ketersediaan air baku dan infrastruktur itu adanya di pemerintah yang dalam hal ini Dinas PUPR Kotabaru.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh PUPR, lanjut Tri, penerima manfaatnya adalah PDAM untuk dikelola dan dilaksanakan.
“Jadi perlu digarisbawahi, ketersediaan air baku itu adanya di pemerintah, ” terangnya.
Namun demikian, Tri yang baru kurang lebih 9 bulan menjabat Plt direktur PDAM itu mengungkapkan ada beberapa langkah yang dilakukan PDAM untuk mengantisipasi persoalan itu.
“Kita tidak mau juga membebankan semua ke pemerintah, jadi ada juga yang dilakukan PDAM, ” ujar Tri.
Tri membeberkan beberapa hal yang telah dilakukan PDAM Kotabaru untuk menangani permasalahan debit air baku.
Salah satunya, kata Tri, pihaknya telah mengusulkan pembangunan reservoir glass steel (tampungan air) berkapasitas 3.500 meter kubik.
“Ini langkah awal kita mengantisipasi datangnya kemarau,” tuturnya.
Namun, diakui Tri, dengan adanya reservoir itu masih belum mampu mengatasi kemarau, tapi paling tidak dapat mengurangi dampaknya.
Sementara, disinggung mengenai sumber air diwilayah Seratak, Pulaulaut Timur, Tri mengungkap bahwa wilayah itu sangat berpotensi. Namun untuk hal itu, Tri menyebut harus ada komitmen dari pemerintah dan DPR.
Tri bilang pihaknya sudah beberapa kali mengusulkan ke pemerintah provinsi hingga pemerintah pusat terkait sumber air di Seratak. “Waktu krisis air tahun 2019, kami lakukan kajian dan evaluasi, dan kami survey di bulan November, ternyata air disitu masih melimpah dan belum dimanfaatkan masyarakat, ” jelasnya.
Dijelaskannya, kapasitas di Seratak mencapai 100 liter per detik, hitung-hitungam PDAM rasio 10 liter per detik untuk melayani 800 pelanggan.
“Jadi 100 liter per detik bisa melayani 8000 pelanggan, sudah mampu melayani pelanggan kita, makanya sangat diharapkan sumber air di Seratak ini,” pungkas Tri.(Mawardi)
Editor: Agus Salim